MAPS

Search This Blog

Sunday, June 21, 2020

Review Drama Korea "It’s Okay to Not Be Okay": Sang Penyihir vs Tuan Putri



Akhir-akhir ini saya melihat banyak kisah yang menyangkut tentang penyakit kejiwaan diangkat dalam drama Korea terutama yang sedang airing, contohnya drama "Fix You/Soul Mechanic" yang secara khusus mengangkat kisah para psikiater dan pasien-pasiennya, dimulai dari pasien borderline personality disorder, PTSD dan masih banyak lagi penyakit kejiwaan yang diangkat (mungkin saya akan buat postingan tersendiri tentang drama ini). Ada lagi, drama "Dinner Mate", walaupun tidak secara gamblang namun pemeran utama prianya juga berprofesi sebagai psikiater. Dan kali ini saya ingin membahas drama yang baru saja tayang perdana kemarin yaitu "It’s Okay to Not Be Okay" yang juga mengangkat tema tentang penyakit kejiwaan. Dari berbagai drama tersebut, saya berharap stigma keliru tentang penyakit kejiwaan ditengah masyarakat dapat perlahan terurai sekaligus masyarakat menjadi aware bahwa penyakit jiwa itu juga sama berbahaya dengan penyakit fisik.

Para Pemeran Utama

Oke, yuk lanjut.. jadi drama ini berjudul "It’s Okay to Not Be Okay/Psycho But It's Okay" (사이코지만 괜찮아). Saya baru menonton episode pertama (ya iyalah baru tayang kemarin wkwk) dan kesan pertama yang ditorehkan oleh drama ini cukup menjanjikan buat saya. Dari sinopsisnya, drama ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Moon Kang-Tae (Kim Soo-hyun) yang bekerja di bangsal psikiatris dan seorang penulis sastra anak-anak populer bernama Go Moon-young (Seo Ye-ji) yang memiliki gangguan kepribadian antisosial. Seperti yang saya bahas diawal artikel ini, banyak stigma keliru yang beredar ditengah masyarakat awam tentang ilmu jiwa salah satunya adalah kepribadian antisosial yang sering digambarkan seperti layaknya seorang penyendiri alias orang yang tidak suka bersosialisasi dengan orang lain. Padahal secara teori, perilaku antisosial ini merupakan perilaku yang tidak mempedulikan/melanggar hak asasi orang lain. Perilaku ini dikaitkan dengan salah satu penyakit kejiwaan yaitu gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder). Ciri lain dari gangguan ini adalah rasa moral dan nurani yang rendah serta perilaku kriminal, impulsif, dan agresif.

Go Moon-young atau Rapunzel?
Dalam drama ini digambarkan Go Moon-young (Seo Ye-ji) sebagai penderita antisocial personality disorder yang mana perilakunya cenderung semena-mena sehingga Ia sering terkena masalah. Jelas saja, dimulai dari hal kecil seperti ketika ada tanda larangan merokok, eh Mbak Moon-young malah dengan santainya merokok disitu. Lalu ketika ada palang dilarang parkir, tidak tanggung-tanggung Mbak Moon-young melindas tanda tersebut dengan mobilnya dan parkir disitu tanpa rasa bersalah. Masih banyak lagi kelakuan Mbak Moon-young yang seenaknya sendiri. Saya jadi berpikir ada kemungkinan bahwa setiap orang yang suka melanggar aturan punya kadar gangguan antisosial juga didalam diri mereka.

Merokok sembarangan

Parkir seenaknya

Setelah tampil memukau di drama kelas berat dan disturbing seperti drama "Save Me", Mbak Ye-Ji kembali membuat penonton dapat merasakan aura karakter Go Moon-young yang mengintimidasi sekaligus charming. Saya masih ingat betul adegan dimana Go Moon-young terlihat lugu namun mengancam dibalik ekspresi polosnya itu. Sejauh ini sepanjang episode 1 saya salut dengan akting Seo Ye-ji yang dapat membawakan karakter Go Moon-young dengan flawless.

Go Moon Young

Salah satu fakta unik, Go Moon-young ini suka mengoleksi pisau. Ketika melihat pisau tajam yang ada direstoran, Ia langsung memasukkannya ke dalam tas. Begitu pula ketika melihat souvenir berbentuk pedang di salah satu meja karyawan perusahaan penerbitnya, tanpa babibu langsung diambil. Saya harap alasan dibalik perilaku ini akan terungkap di episode-episode mendatang.

Hobi mengoleksi pisau

Tidak lupa saya juga ingin membahas karakter Moon Kang-Tae yang dibawakan
Kim Soo-hyun. Sejauh ini Kim Soo-hyun mampu menampilkan sosok yang perhatian dan kalem saat menghadapi pasien dirumah sakit tempat dia bekerja. Sepintas, sifat perhatian tersebut mirip dengan karakternya yang ada pada drama "The Producers" maupun "Dream High". Kalau pada drama sebelumnya Ia terlihat lugu, kikuk, dan polos namun pada drama ini karakter Moon Kang-Tae diproyeksikan sebagai sosok yang lebih dewasa. Hal itu terlihat dari rasa tanggungjawabnya yang besar sebagai penopang keluarga, dimana dia harus mengurus kakaknya yang menderita cacat mental.
Moon Kang Tae

Salah satu hal yang membuat drama ini menarik adalah visualisasi dari buku cerita yang ditulis Go Moon-young.
Walaupun ini bukan drama bergenre fantasi, tapi sepanjang menonton drama ini saya dimanjakan dengan atmosfir layaknya kisah fairytale yang dibangun melalui animasi dari buku cerita tersebut. Dari pengambilan gambar, editing sampai pemilihan musik pun ditata layaknya film fantasi Disney. Buat kalian yang suka menonton karya dari Tim Burton seperti "The Nightmare Before Christmas", "Corpse Bride" dan "Frankenweenie" anda akan merasakan aura gothik fantasi sekaligus horror yang serupa pada drama "It’s Okay to Not Be Okay" ini. Penonton pasti tidak menyangka bahwa buku cerita anak-anak dapat mengungkap makna yang lebih kompleks dan dalam dari kelihatannya.

Beli dimana ya buku cerita anak yang kaya begini...

Visualisasi Buku Cerita

Oh iya drama ini bisa diakses melalui Netflix maupun TVn. Secara keseluruhan, alur cerita yang diangkat oleh drama ini menarik dan terasa fresh. Saya pribadi sudah tidak sabar dengan episode keduanya nanti malam dan semoga ceritanya bisa konsisten hingga akhir nanti. Untuk kalian yang belum menonton, tidak ada salahnya mengintip drama ini. Review saya ini mungkin akan saya tambahkan lagi nanti setelah drama ini tamat. Oke, saya rasa cukup untuk impresi singkat dari saya, see ya!

No comments:

Post a Comment