MAPS

Search This Blog

Sunday, June 14, 2020

Review Drama China "The Romance of Tiger and Rose": Ketika Wanita Menguasai Dunia..


Kali ini saya kembali hadir membawakan review drama China yang sedang on going di We TV Indonesia yaitu "The Romance of Tiger and Rose". Bisa dibilang ini pertamakalinya saya memposting ulasan drama yang sedang airing. Kenapa? Kok tumben? Jujur, sehabis menonton episode pertamanya, jari-jari ini langsung terasa gatal ingin menulis first impression saya terhadap drama ini.
Betapa tidak, kalau saat menonton "Love Better Than Immortality" kesan awal yang saya dapat adalah ilfeel, hal ini bertolak belakang dengan "The Romance of Tiger and Rose". Drama ini berhasil membuat saya kagum sejak episode pertamanya. Setelah saya selidiki lebih jauh, serial ini memang mendapat review yang bagus di China bahkan secara global termasuk di Indonesia. Padahal drama ini merupakan web drama yang low budget namun video penayangannya sudah ditonton lebih dari 900 juta kali di situs Tecent Video. Drama ini hanya berjumlah 24 episode dan baru saja tamat tanggal 1 Juni 2020 kemarin di negara asalnya, China.

Serial ini kembali diperankan Zhao Lu Si yang notabene saya juluki sebagai mbak-mbak penjelajah. Bayangkan saja Mbak Zhao ini sudah melalang buana ke berbagai dimensi baik itu masa lalu, dunia paralel, bahkan dunia virtual. Kali ini Zhao Lu Si memulai petualangannya di dunia yang ada didalam sebuah naskah drama. Ia berperan sebagai Chen Xiao Qian, seorang penulis naskah drama yang karirnya terancam mandeg karena aktor utama dalam drama miliknya komplain dengan naskah yang dia tulis sehingga produksi drama tersebut mengalami penundaan. Tidak terima dengan ocehan sang aktor, Xiao Qian bergelut memperbaiki naskahnya siang dan malam hingga tanpa sadar tiba-tiba ia terbangun di dunia yang dia tulis sendiri.

Cerita yang Xiao Qian tulis adalah dunia dimana terjadi permusuhan diantara dua kota yang menganut tradisi dan budaya gender yang bertolak belakang. Di Kota Xuanhu, laki-laki mendapatkan privilige, sedangkan di Kota Huayuan wanita lah yang derajatnya lebih tinggi. Kalangan pejabat bahkan sampai peran kepala keluarga pun dipegang oleh perempuan. Disini, Xiao Qian terjebak menjadi karakter Putri Ketiga Kota Huayuan yang arogan, suka seenaknya sendiri, serta trouble maker yang seharusnya mati pada episode ketiga. Kemudian munculah Han Shuo, putra mahkota dari Kota Xuanhu yang pada awalnya akan menikah dengan Putri Kedua Kota Huayuan namun dalam perjalanan Ia dihadang oleh Putri Ketiga dan dipaksa untuk menikahinya. Sang Pangeran yang sedang sakit ini punya agenda tersendiri yaitu berencana untuk mencuri pusaka tulang naga yang merupakan harta karun Kota Huayuan, obat yang bisa menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit jantungnya. Setelah sembuh nanti Ia berambisi untuk menaklukan Kota Huayuan. Dari sinilah penonton akan disuguhkan bagaimana ‘serunya’ perjuangan Xiao Qian agar tetap hidup dan bisa kembali pulang kedunianya alih-alih mati secara tragis diracun oleh Han Shuo pada episode ketiga.

Han Shuo "jealous mode on" ^^
Han Shuo "jealous mode on" ^^

Meskipun saat ulasan ini saya tulis saya baru menonton sampai episode ke-16 dan masih menyisahkan 8 episode lagi, sejauh ini saya bisa merasakan atmosfir yang disajikan sungguh ‘fun’ untuk diikuti. Saya apresiasi setiap pemain yang memerankan karakternya dengan pas. Xiao Qian yang adorable disandingkan dengan Han Shuo yang perlahan menjadi bucin tapi tetap cerdik. Tidak lupa juga dengan karakter para pelayan setia yang juga tidak kalah koplak. Selain itu, yang unik lagi adalah karakter Sang Ratu. Walaupun tampangnya menyeramkan, Ia tetaplah seorang Ibu yang sayang anak. Pada episode kelima terutama, saya antara mau ketawa tapi ya sedih juga melihat Sang Ratu kelimpungan menghadapi kelakuan Putri Ketiga yang bisa-bisanya mencuri tulang naga yang sangat berharga itu untuk direbus wkwkw
auto diamuk massa.

Antara ngakak sekaligus sedih melihat adegan ini wkwkwk


Dari segi penyajian cerita, alurnya cepat dan tidak ada penambahan plot twist atau karakter yang tidak perlu sehingga saya menontonnya dengan enjoy dan tidak ada satu pun bagian yang saya skip. Elemen romansa dan komedi yang digarap terasa elegan dan dieksekusi secara cerdas. Walaupun tetap ada momen-momen receh tapi tidak ada kesan cringy. Setiap unsur dalam drama ini saling melengkapi sehingga mampu membuat penonton terhibur, senyum-senyum sendiri melihat kelakuan hilarious tokoh-tokoh didalamnya.

Oh iya, drama ini ceritanya cukup unik karena memasukkan ide reversed gender. Artinya, kalau di dunia nyata, laki-laki di China dianggap derajatnya lebih tinggi dari perempuan, nah disini kebalikannya, justru perempuanlah yang dianggap paling bermartabat. Sayangnya, meskipun mengangkat isu gender, kesetaraan hak antara pria dan wanita tidak terlalu dieksplor lebih jauh dalam alur drama. Terlepas dari hal tersebut, sehabis menonton drama ini saya percaya penonton akan diingatkan kembali betapa pentingnya kesetaraan hak, bukan sekedar menjagokan golongan pria saja ataupun sebaliknya hanya meninggikan kaum wanita saja, namun melihat individu sebagai manusia alias memanusiakan manusia.

Bagi anda sedang jenuh dan butuh hiburan, silahkan tidak ada salahnya mencicipi drama yang satu ini. Kalian bisa menonton atau mengunduhnya di aplikasi We TV secara gratis. Saya sendiri sudah tidak sabar menunggu episode lanjutannya huhu, see ya ^^

1 comment: