Saya masih ingat sewaktu bersih-bersih kamar dan menemukan catatan harian saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Sungguh konyol rasanya melihat tulisan-tulisan khas anak SD itu dan bagaimana saya menyadari betapa polosnya sosok saya yang masih kanak-kanak itu lewat tulisan-tulisan yang tertoreh. Isinya cukup sederhana entah itu seperti perasaan bahagia karena diajak pergi jalan-jalan oleh kakak ataupun menonton serial tv yang kesukaan saya. Ya, waktu memang berlalu dengan cepat, kini saya sudah bukan anak-anak lagi.
Perjalanan saya dalam menulis jurnal harian adalah sesuatu yang pasang surut. Ada satu waktu yang membuat diri ini cukup labil sehingga saya memutuskan untuk memusnahkan semua jurnal yang sudah ditulis sebelumnya. Sebagai seorang introvert, jurnal pribadi adalah benda penting yang privasinya harus dijaga. Dalam jurnal tersebut tersimpan rahasia tentang apa yang ada didalam pikiran penulisnya. Saya jelas bukanlah orang yang terbuka. Semua yang saya pikirkan dan rasakan akan tetap berada didalam kepala, jarang tekatakan pada orang lain. Hanya melalui tulisan pada jurnal lah sedikit demi sedikit saya mulai belajar menganalisis diri sendiri. Saya sadar bahwa menuangkan ide yang awalnya hanya ada di dalam kepala kedalam sebuah tulisan merupakan sarana yang tepat untuk pengembangan diri ke arah yang lebih baik.
Setiap manusia dianugerahi dengan jalan pikiran yang unik dan karena penyakit lupa yang sering hinggap pada diri kita, tentu saya perlu untuk mengabadikan ide di kepala ini kedalam tulisan. Anggap saja sebagai latihan untuk otak agar tetap fit-in :) dan lebih produktif tentunya.
Hari ini saya putuskan untuk mulai menulis lagi. Tentu saja hal yang paling saya butuhkan adalah konsistensi. Saya ingin mengisi blog ini dengan sesuatu yang bermanfaat, tidak hanya bagi orang lain tetapi juga bagi diri sendiri.
[…] Memulai untuk menulis sesuatu […]
ReplyDelete